Di suatu malam yang cerah
di sebuah cafe duduk seorang pria tampan di salah satu sudut kafe menghadap jendela dengan pemandangan luar jalanan kota yang ramai.
Pria tampan itu duduk sendiri sambil menikmati coffee favoritnya. Selang beberapa waktu datang seorang gadis
cantik mengenakan dress biru menghampiri pria tampan itu.
"Hai Alex"
Pria tampan yang disapa Alex itu pun menoleh.
"Hai Angel, kau tampak anggun malam ini"
"Terimakasih" Angel tersipu
"Silahkan duduk" Alex mempersilahkan Angel untuk duduk.
"Hai Alex"
Pria tampan yang disapa Alex itu pun menoleh.
"Hai Angel, kau tampak anggun malam ini"
"Terimakasih" Angel tersipu
"Silahkan duduk" Alex mempersilahkan Angel untuk duduk.
Duduk berhadapan dengan pemandangan
jalanan kota yang ramai membuat suasana menjadi romantis ditambah alunan musik yang diputar pemilik kafe membuat suasana semakin
romantis. Lama berselang seorang pria berambut pirang dengan mata biru masuk kedalam
kafe berjalan melewati meja Alex dan Angel. Namun baru
beberapa langkah pria itu menoleh ke meja Alex.
"Angel?" Pria tersebut menyapa Angel.
"Daniel?" Angel terlihat gugup.
"Sudah lamakah kita tidak bertemu? Kau masih tetap anggun dan cantik"
"Terimakasih" Angel terlihat sangat gelisah.
"Boleh gabung?"
"Silahkan" Alex mempersilahkan Daniel untuk bergabung.
"Aku Alex"
"Aku Daniel"
"Angel?" Pria tersebut menyapa Angel.
"Daniel?" Angel terlihat gugup.
"Sudah lamakah kita tidak bertemu? Kau masih tetap anggun dan cantik"
"Terimakasih" Angel terlihat sangat gelisah.
"Boleh gabung?"
"Silahkan" Alex mempersilahkan Daniel untuk bergabung.
"Aku Alex"
"Aku Daniel"
Alex kecewa malam yang
seharusnya jadi malam bahagia malah menjadi malam yang membosankan. Suasana café yang tadinya romantis berubah menjadi membosankan. Daniel
lelaki yang mengaku sebagai mantan pacar Angel itu merampas waktunya bersama
Angel. Daniel selalu bisa mengalihkan pandangan Angel dari Alex. Kata-kata yang
telah disiapkan Alex terasa sia-sia.
Saat pagi hari Alex duduk di beranda kamarnya memandangi foto dalam album kenangannya semasa SMA. Alex terhanyut dalam nostalgianya
sewaktu ia masih SMA.
" kamu masih sama Angel masih tetap cantik dan anggun. Kamu juga masih
jadi pemilik hati ini menjadi wanita yang selalu aku tunggu-tunggu. Namun mengapa
waktu kita selalu salah?" Alex berkata lirih sambil
terus memandangi foto Angel. Namun kenangan itu tiba- tiba muncul di pikirannya dimana pada masa SMA dulu.
Alex duduk disebelah Angel
dengan malu-malu sambil memegang lolipop berbentuk hati. Dengan malu-malu Alex memberikan lolipop itu kepada Angel
"Ini untukmu. Ambilah" Alex menyerahkan lollipop itu dengan tangan gemetaran.
"Terimakasih"
"Aku memberikan lolipop itu sebagai tanda bahwa aku.."
"Ini untukmu. Ambilah" Alex menyerahkan lollipop itu dengan tangan gemetaran.
"Terimakasih"
"Aku memberikan lolipop itu sebagai tanda bahwa aku.."
Bukkk!!! pukulan keras mendarat dipipi
kanan Alex. Alex tersungkur jatuh dari kursi. Angel hanya bisa
menjerit melihatnya.
"John cukup.." Angel berusaha menahan tangan John yang hendak memukul Alex kembali.
Alex berdiri memegangi sudut bibirnya yang berdarah.
"Kau tau siapa aku? Aku John Pacar Angel. Kau tidak pantas mengajaknya jalan dan memberikannya lolipop murahan ini" John mengambil lolipop ditangan Angel dan Menjatuhkannya ke tanah.
"John cukup.." Angel terisak.
"Maaf aku sama sekali tidak tau kalau Angel sudah memiliki pacar"
"Alex aku minta maaf"
Alex lalu pergi meninggalkan Angel dan John.
"John cukup.." Angel berusaha menahan tangan John yang hendak memukul Alex kembali.
Alex berdiri memegangi sudut bibirnya yang berdarah.
"Kau tau siapa aku? Aku John Pacar Angel. Kau tidak pantas mengajaknya jalan dan memberikannya lolipop murahan ini" John mengambil lolipop ditangan Angel dan Menjatuhkannya ke tanah.
"John cukup.." Angel terisak.
"Maaf aku sama sekali tidak tau kalau Angel sudah memiliki pacar"
"Alex aku minta maaf"
Alex lalu pergi meninggalkan Angel dan John.
Mengingat kejadian itu membuat hatinya sakit. Ada saja hal yang menghalangi
Alex untuk menyatakan perasaannya.
"Mengapa waktu kita selalu salah?"
"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama" Alex berkata lirih menutup album fotonya dan beranjak masuk kedalam kamarnya.
"Mengapa waktu kita selalu salah?"
"Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama" Alex berkata lirih menutup album fotonya dan beranjak masuk kedalam kamarnya.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar